Crying Brothers: Adik Perempuan yang Kita Benci Sebenarnya Adalah Tokoh Besar - Bab 400 – Bab 400: Suara

Babak 400: Suara

Penerjemah: Editor Terjemahan Perahu Naga: Terjemahan Perahu Naga

Meskipun duduk di belakang Kun Peng cepat, badai bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah ditahan oleh orang biasa.

Xu Tian, ​​​​yang tidak pernah merasa mabuk darat, merasa seperti akan menemui grandmasternya. Kondisi Ji Jing lebih baik darinya, tapi dia juga sangat lelah.

“Mari kita istirahat sebentar.” kata Ming Ze.

Semua orang setuju.

Kun Peng berhenti di sebuah danau oasis. Untungnya, mereka menemukan sebuah kota di sepanjang pantai.

Kotanya memang tidak terlalu besar, tapi untungnya sebagian besar fasilitasnya lengkap, termasuk hotel yang tidak baru tapi setidaknya bersih.

Hujan di gurun jarang terjadi, tetapi ketika Xu Tian menemukan hotel untuk check in, Ji Jing melihat ke kejauhan dan merasakan awan di kejauhan mulai menghilang. Terdengar suara gemuruh samar, seolah badai akan datang.

Ramalan cuaca masih menunjukkan rangkaian matahari. Yang jelas awan hujan itu tidak masuk akal.

“Apakah itu petir surgawi?” Ji Jing bergumam.

“Jangan panik, aku di sini.” Ming Ze menghibur dengan lembut.

Ji Jing mengangguk, tapi dia sedikit bingung.

Apakah karena dia telah meninggalkan Kota C dan terlalu jauh dari keluarga Ji sehingga petir surgawi menyambarnya lagi setelah sekian lama damai?

Namun, terakhir kali, petir surgawi jelas datang mencarinya dengan begitu arogan. Kali ini, jaraknya sangat jauh dari cakrawala. Mengapa?

Dibandingkan sebelumnya ketika petir surgawi dengan jelas menargetkannya, kali ini, itu lebih seperti peringatan dari jauh.

Ji Jing mengikuti di belakang kelompok itu, matanya tertunduk saat dia merenung. Pasti ada alasan untuk perubahan petir surgawi.

Beberapa dari mereka membersihkan diri di hotel dan segera berkumpul di kamar Ji Jing untuk berdiskusi.

‘ Susunannya terlalu besar.” Xu Tian menyebarkan gambar itu.” Jika kita ingin mendekati barisan itu, aku khawatir kita harus mengambil jalan Desa Oasis yang ditinggalkan seperti sebelumnya.’

“Apakah kamu belum pernah ke sana dua kali?” Doll memandang Xu Tian dengan hati-hati merencanakan rute dan rencana perjalanan, merasa sedikit aneh.

Mengapa dia sangat berhati-hati seolah ini adalah pertama kalinya dia memasuki gurun?

‘ Medan di gurun berubah dengan sangat cepat. Jalan yang kita ambil sebelumnya mungkin sangat berbeda sekarang.” Xu Tian menggelengkan kepalanya.” Bahkan Desa Oasis mungkin terkubur di bawah pasir kuning. Itu tidak dapat digunakan sebagai simpul untuk kami temukan.”

‘ Itu karena manusia itu terbatas. Ada ras yang hidup di gurun yang bisa membantu…” Boneka itu menepuk lututnya dengan ringan.

Ji Jing mendengarkan diskusi mereka dengan serius ketika dia tiba-tiba merasakan suara yang familiar dan aneh terngiang di telinganya.

“Kamu di sini, kamu akhirnya di sini…”

“Cepat datang…”

Siapa itu? Ji Jing mengedipkan matanya dan menyadari bahwa boneka itu dan Xu Tian tidak bereaksi. Mereka masih fokus pada peta di depan mereka.

“Apa yang salah?” Ming Ze bertanya dengan prihatin.

Tak satu pun dari mereka mendengar suara itu. Sepertinya itu hanya berbicara padanya.

Ini sangat menarik.

Ji Jing menekan keterkejutan di hatinya dan menggelengkan kepalanya.” Tidak apa-apa. Kalian bisa melanjutkan.”

Itu adalah suara yang sama dengan suara dalam mimpi buruknya. Pikiran Ji Jing dipenuhi dengan pikiran.

Seruan singkat suara itu mengandung terlalu banyak makna.

Orang ini, atau haruskah kukatakan keberadaan seperti ini, benar-benar dapat mengetahui keberadaannya?

Mimpi adalah salah satu kenangan yang paling mudah dilupakan. Sulit bagi Ji Jing untuk mengingat apa yang dikatakan suara dalam mimpi buruk itu, tapi dia yakin suara itu dapat menyerang mimpinya.

Saat ini, dia telah mengikuti peristiwa lain ke gurun yang jaraknya ribuan kilometer, dan peristiwa itu mengikutinya lagi.

Apalagi kekuatannya harusnya lebih kuat lagi, karena kali ini ia bisa berbicara langsung dengannya tanpa menggunakan mimpinya sebagai pembawa.

Ia tahu bahwa dia datang ke sini untuk mencari susunan, dan ia menantikan dia memasuki susunan besar itu.

Hati Ji Jing mencelos. Hubungan antara susunan ini dan dirinya sepertinya berada di luar imajinasinya.

Suara ini sangat ingin dia datang. Meskipun suaranya sangat tidak menyenangkan bahkan Ji Jing pun merasa tersiksa, kepuasan dalam nadanya tidak bisa disembunyikan.

Suara misterius itu samar-samar menunggunya pergi, tetapi Dao Surgawi memperingatkannya dari jauh, seolah menyuruhnya untuk tidak mendekat.

Ji Jing bersandar di sandaran sofa yang empuk dengan satu tangan menopang kepalanya. Alisnya perlahan berkerut. Dia merasa tidak ada pihak yang baik.

Dia tidak akan percaya pada Dao Surgawi yang hanya mengejarnya, dia juga tidak ingin mengikuti instruksi dari suara mimpi buruk ini..