Crying Brothers: Adik Perempuan yang Kita Benci Sebenarnya Adalah Tokoh Besar - Bab 132

Bab 132: Dukungan

Penerjemah: Editor Terjemahan Perahu Naga: Terjemahan Perahu Naga

Namun, Ji Jing sepertinya tahu apa yang akan dia lakukan. Pergelangan tangannya dengan cerdik menghindarinya, tapi dia tidak berhenti berjalan. “Mungkin di masa depan. Sekarang, saya terutama melakukan meramal.

Ji Yi menghela napas lega. Dia masih ingat bagaimana Ji Jing pingsan dari ritual terakhirnya. Jika Ji Jing menyiarkan langsung kunjungannya ke rumah hantu setiap hari, bukankah dia harus melakukan ritual seperti ini setiap hari? Itu terlalu berbahaya. Jika itu hanya meramal, itu akan baik-baik saja.

“Apakah kamu kekurangan uang? Jika Anda membutuhkan uang, saya akan memberikannya kepada Anda. Kamu tidak perlu melakukan pekerjaan yang berantakan ini.” Ji Yi masih menempel di sisi Ji Jing dan mencoba membujuknya.

“Saya kekurangan uang, tapi saya juga tidak kekurangan uang.” Ji Jing berjalan ke pintu dan membukanya setengah. Dia akhirnya berhenti dan berbalik untuk menatap Ji Yi.” Saya kekurangan uang yang saya hasilkan sendiri, bukan uang yang diberikan keluarga Ji kepada saya.” Oh iya, kamu tidak tahu kan? Lima juta yuan dari sebelumnya telah disumbangkan.”

“Hah?” Ji Yi memandangnya melalui pintu dengan tidak percaya. Apakah dia bodoh? Dia tidak menyimpan sejumlah besar uang untuk digunakan sendiri dan menyumbangkannya?

Ji Jing tidak bodoh. Dia hanya tidak menginginkan uang keluarga Ji. Uang yang dia peras dari Ji Yi dan pendeta Tao palsu itu disumbangkan ke panti asuhan atas nama kuil Tao.

Dia sudah dewasa dan memiliki kemampuan untuk bekerja. Dia secara alami akan mendapatkan uang yang harus dia keluarkan.

“Tidak perlu berterima kasih padaku.” Ji Jing mengangkat alisnya dengan licik. Sosoknya melintas dan dia membuka pintu, mengunci Ji Yi dengan kuat di dalam.

“Tunggu! Tunggu!” Menutup pintu lagi?

Ji Yi ingin terus mengejarnya, tetapi dia menyadari bahwa pintunya tidak akan terbuka sekeras apa pun dia berusaha. Setelah beberapa saat, Ji Jing sudah kabur tanpa jejak.

“Ck!” Ji Yi melihat ke pintu yang kosong dan tidak bisa berkata-kata.

“Apa yang kamu cari?” Ji Ying berjalan dari samping.

Ji Ling dan Ji Ming tertinggal satu langkah. Mereka sedang melakukan perjalanan bisnis singkat beberapa hari ini untuk menangani urusan luar negeri. Mereka baru saja kembali ke negara itu hari ini, jadi Ji Ying pergi ke bandara untuk menjemput mereka.

“Gadis itu, Ji Jing, akan bersekolah di SMA No. 13!” Ji Yi kesal dan berkata dengan tidak senang.

Sekolah Menengah No. 13 adalah sekolah menengah terburuk di Kota C. Siswa tersebut adalah mereka yang baru lulus ujian masuk sekolah menengah atau mereka yang gagal masuk sekolah menengah atas dan mengeluarkan uang untuk mendapatkan ijazah. Suasana sekolah sangat kacau.

“Apa? Kenapa dia bersekolah di SMA No. 13?” Ji Ying tidak mengerti.

Keluarga mereka tidak begitu miskin sehingga mereka harus mengirimnya ke tempat seperti itu, bukan?

“Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Mengapa Jingjing pergi ke tempat seperti itu?” Ji Ming mengerutkan kening.

Melihat Ji Ming juga datang, Ji Yi tidak punya pilihan selain menarik kembali kata-katanya sebelumnya dan menjelaskan keseluruhan masalahnya.

Dia berpikir bahwa semua orang akan sama cemasnya dengan dia setelah mendengar ini dan memikirkan cara untuk membujuk Ji Jing. Ia tidak menyangka kakak dan ayahnya akan lebih tenang dari yang lain.

“Jika dia ingin mengikuti ujian, biarlah. Saya pikir dia terlihat sangat percaya diri.” Ji Ying mengingat semua pengalamannya dengan Ji Jing dan menyadari bahwa dia telah melakukan apa yang dia katakan. Karena dia memutuskan untuk masuk SMA Linjiang kali ini, dia pasti percaya diri.

Dia ingin melihat hasil seperti apa yang bisa didapat Ji Jing. Sikap Ji Ying tidak terlalu mendukung hingga mengatakan bahwa dia tidak peduli.

Tentu saja, saya yakin dia akan mampu lulus ujian.” Nada bicara Ji Ming sangat tegas. Sebenarnya dia tidak terlalu percaya diri, tapi tentu saja dia harus menghidupi putrinya di depan orang lain.

“Ya.” Ji Ling tidak berkata apa-apa, namun ia tidak merasa cemas seperti Ji Yi.

Apa? Apakah dia satu-satunya yang cemas? Ji Yi sedikit bingung. Kapan Ji Jing mendapatkan begitu banyak dukungan?

“Kamu sangat peduli padanya. Ji Yi, kamu sudah berubah.” Ji Ying menepuk bahu Ji Yi dan terkikik sambil membawanya masuk ke dalam rumah.

“Nama belakangnya adalah Ji. Jika dia tidak melakukannya dengan baik, itu akan menjadi aib bagi keluarga Ji kita.” Ji Yi menolak mengakuinya, tetapi justru karena dia mulai memperlakukan Ji Jing sebagai anggota keluarga, dia merasa cemas.

“Ya, Jingjing adalah anak yang baik. Anda bersedia mengkhawatirkannya, yang berarti Anda secara bertahap menerimanya.” Ji Ming sangat bersyukur. Dia tahu bahwa Ji Jing akan membutuhkan waktu untuk berintegrasi ke dalam keluarga, tetapi dia juga percaya bahwa sisi baik Ji Jing akan terlihat oleh semua orang cepat atau lambat.

“Aku sudah bilang tidak…” Ji Yi menepis tangan Ji Ying dan membantah dengan keras kepala.

Yang tidak diketahui Ji Yi adalah sosok di lantai dua telah melihat segalanya.

Ji Yao tahu bahwa ayah dan saudara laki-lakinya akan pulang ke rumah hari ini dan telah bersiap secara khusus untuk menyambut mereka. Dia tidak menyangka akan melihat Ji Yi dan Ji Yao bertengkar terlebih dahulu. Ji Yi berbicara dengan canggung, tapi kata-katanya penuh kekhawatiran. Ji Jing ingin masuk Sekolah Menengah Linjiang, dan ayah serta dua saudara laki-lakinya mendukungnya.

Ji Yao memandangi gaunnya dengan tatapan redup. Mereka semua membicarakan Ji Jing,

dan tidak ada yang memikirkannya.

Ji Yao diam-diam mengepalkan tangannya. Dia tidak akan membiarkan Ji Jing membawa keluarganya pergi begitu saja..