Bertransmigrasi Ke Zaman Kuno Dengan Dapur - Bab 481 – Bab 481: Kunjungan Pribadi

Bab 481: Kunjungan Pribadi

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

Sejak Anneval menghilang, suku-suku mulai bergejolak lagi.

Meskipun mereka takut pada Aliya, mereka tetap memandang rendah Aliya sebagai seorang wanita.

Setidaknya mereka punya ahli waris. Sekarang setelah ahli warisnya tiada, mereka mulai punya ide lain.

Selama setengah tahun terakhir, Aliya mengurusi urusan suku sambil mencari putranya, membuatnya kelelahan baik secara mental maupun fisik.

Seiring berjalannya waktu, masih belum ada kabar tentang Anneval. Penduduk Moulan menjadi semakin gelisah. Nyatanya, mereka sudah tidak punya banyak harapan lagi. Jika tidak, suku-suku di bawah akan semakin banyak bergerak.

Hanya Aliya yang selalu percaya bahwa Anneval akan ditemukan dan tidak pernah menyerah dalam pencarian.

Sekarang setelah dia menerima kabar dari Annéval, dia hampir menangis karena bahagia.

Namun, dia terbiasa serius, jadi ekspresi wajahnya hanya sedikit berubah. Jika seseorang tidak mengenalnya, dia tidak akan bisa mengungkapkan emosinya.

“Yang Mulia, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?” tanya Batur dengan hormat. “Siapa yang harus aku kirim untuk membawa Tuan Kecil kembali?”

Aliya menyimpan amplop itu dan berkata dengan dingin, “Bersiaplah. Saya akan pergi ke Kerajaan Wei secara pribadi.”

Semua orang yang hadir tercengang. Batur memandang Aliya dengan heran dan

bertanya tidak percaya, “Maksudmu, kamu ingin pergi ke Great Wei secara pribadi?” Suara Aliya datar saat dia bertanya, “Apakah ada masalah?”

Batur buru-buru menggelengkan kepalanya. “Tidak masalah, tidak masalah. Tapi kamu tidak di sini. Bagaimana dengan istana? Sekarang, berbagai suku…”

Aliya mendengus. “Jika mereka punya orangnya, biarkan mereka datang!”

Di Ibu Kota, Putra Mahkota telah mencari alasan untuk menahan Anneval di istana sejak perjamuan terakhir.

Untuk mempelajari cara menjinakkan binatang buas sesegera mungkin, Anneval langsung setuju.

Putra Mahkota perlahan mulai memahami kepribadiannya dari interaksinya dengannya.

Jian Qing Qing benar. Anneval memiliki temperamen yang dipupuk dengan cermat. Status keluarganya di MO Lan jelas tidak rendah.

Namun, bagaimana mungkin? Saat pertama kali bertemu Aliya, dia hanyalah seorang gadis yatim piatu yang telah berkeliaran di seluruh dunia…

Namun, Anneval sangat berhati-hati dalam hal ini dan tidak pernah mengungkapkan informasi keluarga apa pun. Setiap kali Putra Mahkota menanyakan hal itu, Anneval akan langsung memandangnya dengan waspada, sehingga Putra Mahkota tidak menanyakan pertanyaan ini lagi.

Tinggal di istana, bisa dikatakan Anneval memiliki semua yang diinginkannya. Setelah Kaisar dan Permaisuri mengetahui bahwa Anneval kemungkinan besar adalah putra Putra Mahkota, mereka akan mengabulkan semua permintaannya. Mereka menyukai Anneval sebelumnya, dan sekarang mereka semakin menyukainya.

Hal ini membuat marah para selir dan pangeran lainnya di istana.

Permaisuri De memecahkan cangkir dan berkata dengan marah, “Kaisar benar-benar tua dan berkepala dingin! Dia sangat baik pada orang luar! Tidak peduli seberapa baik dia terhadap bocah itu, dia bukanlah cucu kandungnya. Siapa yang tahu apa yang diinginkan bocah itu?! Dia bahkan tidak terlalu peduli dengan cucuku yang baik!”

Wajah Pangeran Ketiga juga muram. “Bukankah Putra Mahkota sedikit lebih tampan? Apa yang Ayah sukai dari dia? Jika dia mengizinkan saya melakukan apa yang dia minta Putra Mahkota lakukan, saya pasti akan melakukan lebih baik dari dia!”

Permaisuri De segera menghiburnya, “Jangan marah, anakku. Saya tahu Anda mampu, bukan? Tunggu dan lihat saja. Ayahmu pasti tidak akan memilih orang yang tidak memiliki anak sebagai penggantinya. Heh, lalu bagaimana jika Putra Mahkota disukai? Mungkin ada beberapa masalah. Kalau tidak, mengapa dia masih belum menikah pada usia 30 tahun? Dia bahkan tidak punya selir! Anakku, melahirkan lebih banyak anak dan melahirkan lebih banyak anak untuk keluarga kerajaan. Yang Mulia pasti akan melihat usaha keras Anda..”